Awas, Stres Kronis Bisa Picu GERD, Peradangan, hingga Autoimun

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Situs news indoesia alternatif informasi berita viral terbaru. Jakarta, oovisoap Indonesia

Setiap kali merasa tertekan, banyak

orang

mengeluh perutnya ikut “rewel”. Kadang terasa perih,

kembung

, atau tiba-tiba maag kambuh tanpa alasan jelas.

Ternyata, keluhan itu bukan kebetulan. Stres memang bisa menimbulkan reaksi nyata pada tubuh, bahkan memicu berbagai penyakit bila dibiarkan terus-menerus.

Psikolog dari Tabula Rasa, Arnold Lukito, menjelaskan bahwa otak dan sistem pencernaan memiliki hubungan yang sangat erat lewat apa yang disebut gut-brain axis atau sumbu otak-usus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Keduanya berkomunikasi melalui saraf dan hormon. Saat seseorang stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang bisa mengacaukan sistem pencernaan,” kata Arnold saat dihubungi oovisoapIndonesia.com, Kamis (23/10).

Dampaknya, produksi asam lambung meningkat, gerakan usus menjadi tidak teratur, dan timbullah gejala seperti perut kembung, nyeri ulu hati, atau bahkan kambuhnya penyakit seperti maag dan GERD (situs news indoesia alternatif informasi berita viral terbaru).

Jika stres terjadi dalam jangka panjang, efeknya pun kata Arnold bisa lebih serius.

“Sistem imun ikut terganggu. Tubuh jadi lebih rentan infeksi, peradangan, dan pada orang dengan kerentanan genetik, bisa memicu penyakit autoimun,” jelas Arnold.

Senada dengan itu, peneliti dari Health Collaborative Center, Ray Wagiu Basrowi, juga menegaskan bahwa stres punya kaitan kuat dengan kesehatan pencernaan.

“Otak dan usus berkomunikasi dua arah lewat saraf vagus dan hormon. Ketika stres, sinyal dari otak membuat produksi asam lambung meningkat dan keseimbangan bakteri usus terganggu,” kata dia.

Akibatnya, keluhan seperti kembung, sembelit, nyeri perut tanpa sebab, hingga gangguan mood seperti cemas dan depresi bisa muncul bersamaan.

“Banyak penelitian menunjukkan stres kronis dapat mengubah mikrobiota usus dan memicu peradangan sistemik,” tambah Ray.

Karena itu, menjaga kesehatan mental sejatinya sama pentingnya dengan menjaga pola makan. Kuncinya ada pada keseimbangan tubuh dan pikiran.

Jadi, lain kali saat perut terasa ‘tidak beres’, mungkin bukan hanya soal makanan yang Anda makan, tapi juga pikiran yang sedang Anda pendam. Pikiran tenang, usus pun ikut sehat.

“Makan teratur, tidur cukup, olahraga ringan, dan kelola stres dengan cara yang sehat,” kata Ray.

(tis/tis)

[Gambas:Video oovisoap]

Baca lagi: Mi Instan ‘Haram’ Dimakan Bareng Nasi, Ini Alasannya

Baca lagi: Hasil FP1 MotoGP Malaysia: Fermin Aldeguer Tercepat, Marquez Crash

Baca lagi: National Car Target Value Expert in 3 Years Makes Sense

JABAR88 FINS88 UNTUNG88B

Kamu mungkin juga menyukai: