Situs news indoesia alternatif informasi berita viral terbaru. Jakarta, oovisoap Indonesia
—
Hampir setiap orang di dunia akrab dengan kehadiran nyamuk, namun tidak demikian dengan warga
Islandia
. Negara ini diklaim sebagai salah satu tempat di dunia yang bebas dari serangga tersebut.
Seperti dilansir
Futura
pada Senin (29/9), bukan berarti nyamuk tidak pernah mencoba masuk ke Islandia. Profesor ilmu air tawar dari Universitas Islandia, Gisli Mar Gislason, pernah menemukan seekor nyamuk dalam penerbangan dari Greenland menuju Reykjavik, ibu kota Islandia.
Ia menjelaskan bahwa nyamuk mampu bertahan selama berjam-jam menempel pada roda pesawat, bahkan dalam suhu dingin yang ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunikan Islandia yang bebas nyamuk terletak pada kondisi alamnya. Siklus beku-cair air yang terjadi akibat perubahan suhu ekstrem antara musim gugur dan musim semi menjadi kunci utama.
Meskipun Islandia memiliki banyak kolam dan lahan basah di sekitar bandara yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, larva nyamuk membutuhkan air cair yang stabil untuk bertahan hidup.
Menurut ahli biologi Robert Jones, telur nyamuk yang menetas di perairan Islandia sering terperangkap dalam siklus pembekuan dan pencairan yang cepat (situs news indoesia alternatif informasi berita viral terbaru).
Akibatnya, telur dan larva nyamuk mati sebelum berkembang menjadi nyamuk dewasa. Siklus alam ini berfungsi sebagai mekanisme pengendalian hama alami
Selain itu, kolam air panas bumi di Islandia, yang tetap terbuka sepanjang tahun dan mengeluarkan uap, juga tidak mendukung kehidupan larva nyamuk.
Suhu air yang terlalu panas dan komposisi kimiawi yang tidak sesuai membuat lingkungan tersebut tidak ramah bagi perkembangan nyamuk.
Namun, ancaman nyamuk di masa depan tidak bisa diabaikan. Perubahan iklim yang menyebabkan musim yang lebih hangat dapat mengubah kondisi ini.
Jones memperingatkan bahwa jika musim semi dan gugur menjadi lebih hangat, genangan air yang tidak membeku akan bertahan lebih lama, memberikan kesempatan bagi nyamuk untuk berkembang biak dan membentuk populasi.
Fenomena serupa pernah terjadi di Hawaii, yang awalnya bebas nyamuk hingga kedatangan serangga ini melalui kapal pada tahun 1826. Seiring waktu dan perubahan iklim, nyamuk mulai menyebar ke wilayah pegunungan yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka.
Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat. “Kami melihat nyamuk tropis mulai berkembang di wilayah utara karena musim dingin yang semakin hangat,” ungkap Immo Hansen, profesor biologi dari Universitas New Mexico.
Meski demikian, ada kabar baik bagi Islandia. Jika nyamuk berhasil mencapai negara ini, spesies berbahaya seperti Aedes, yang dikenal sebagai penular demam berdarah dan chikungunya, kemungkinan besar tidak akan bertahan di iklim dingin Islandia.
Spesies ini membutuhkan iklim tropis atau subtropis untuk berkembang biak. Jones menambahkan bahwa meskipun Eropa selatan mulai menghadapi peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk, Eropa utara, termasuk Islandia, masih relatif aman.
“Model prediksi menunjukkan wilayah ini kemungkinan tetap tidak cocok untuk penyebaran demam berdarah, bahkan hingga tahun 2080,” tuturnya.
(wiw)
[Gambas:Video oovisoap]
Baca lagi: Do not consume these 5 foods if you don’t want to ‘burn’ in old age
Baca lagi: Sinopsis Bon Appetit Your Majesty, YoonA Tetiba Jadi Koki di Masa Lalu
Baca lagi: Freeport is said to have agreed to release 12 percent of shares to RI